Halaman

Senin, 22 Juli 2013

Kepiting

Juli bulan ketujuh dari urutan bulan selama setahun, banyak omongan tentang bulan ini seta orang-orangnya yang lahir di bulan ini mulai dari yang jelek-jelek hingga ang baik-baik. Tapi orang-orang uang lahir di bulan Juli terlanjur memiliki kesan yang jelek terhadap orang-orang yang memiliki keterikatan dengan orang yang lahir di bulan Juli. Gue sebagai orang Juli agak nggak mau juga memperburuk reputasi, dan sedikit mau ngelurusin sedikit di sini tentang pendapat-pendapat itu.
 
Kebanyakan orang Juli orangnya males, ada benarnya juga. Gue termasuk orang-orang di dalamnya. Mungkin karena Bulan Juli ini adalah bulan libur jadinya ya mungkin berdampak pada sifat orang-orang Juli. Tapi nggak semuanya dan selamanya orang Juli itu pamalas. Gue selalu bersemangat bahkan sampai kadang lupa waktu buat ngerjain sesuatu yang sangat interesting buat Gue.

Orang Juli terkenal banget egoisnya, nggak setuju sama yang satu ini. Mungkin ini khusus buat orang-orang Juli yang kelahirannya di akhir-akhir (berdasarkan survey Gue sendiri, hehe). Gue lahir awal Juli, dan sifat ego Gue buang jauh-jauh ke laut paling dalam dari diri Gue.
 
Dari egois sampe jadi pemarah, bisa jadi saking egoisnya orang jadi tempramental. Tapi di sini marah itu muncul ketika hati sedang bener-bener dongkol banget, dan itu kadang masih bisa Gue tahan kok kalau emang bener-bener nggak perlu. Buang-buang tenaga aja buat marah yang nggak perlu.
 
Ini yang parah, orang Juli dikenal suka nyerong dalam hal percintaan alias enggak setia. Gue boro-boro enggak setia, dapet cewek aja susah.
 
Orang Juli kebanyakan berbintang Cancer yang dilambangkan sama Kepiting. Dan Lambang ini sesuai banget dengan sifat-sifat tadi. Cangkang keras kepiting diibaratkan dengan sifat egois dan keras kepalanya mereka. Sering sembunyi di lubang dan bebatuan diibaratkan sama kayak sifatnya yang malas. Lalu tampang galak kepiting serta dua capitnya identik dengan sifat peamrah. Serta Jalan ke samping diibaratkan dengan kesukaan dia buat nyerong ke samping.

Ah itu semua tergantung orang yang dekat dengan Si Kepiting itu sendiri. Jangan pilih kepiting yang cangkangnya keras dong, kan sekarang ada kepiting Asoka yang lunak cangkangnya. Yah walaupun kepiting jenis ini membutuhkan proses yang panjang dan sedikit menyakiti dirinya. Tapi toh nantinya kepiting ini terlahir lagi menjadi kepiting yang enak dan disukai banyak orang. Kalau kepiting suka bersembunyi di Batu, coba deh pancing dia. Pasti bakalan keluar juga kan itu kepiting, Iya nggak? Lagian kepiting juga perlu sekali-sekali keluar buat ngelanjutin hidup. Kalau masalah si kepiting pemarah, itu mah cara kalian yang salah nangkepnya jadinya marah dan nyapit deh itu akhirnya si kepiting. Coba dibenerin deh cara nangkepnya, dari belakang secara hati-hati dan halus pastinya si kepiting bakalan tenang dipegang di tangan. Dan terakhir... Bisa nggak ya kepiting jalan lurus? Kayaknya yang satu ini yang nggak bisa, kepiting dari orok juga jalannya nyamping. Tapi kepiting kan bisa diiket biar nggak jalan nyamping dan nggak bakal ke mana-mana deh.
 
Iya itu dia, kepiting yang lahir di Bulan Juli. Buat yang dekat dengan kepiting, kenali sifatnya dan sikap-sikapnya biar nggak sakit kecapit. Dan buat Kepiting, baik-baik ya sama orang jangan nambah memperbutuk citra kalian sendiri
 
Salam dari Kepiting tanggal 10, hehehe

Minggu, 21 Juli 2013

My Little Phobia

Pernah nggak kalian takut setakut-takutnya sama sesuatu yang mungkin konyol banget buat orang lain, tapi kalian tau bener kenapa benda-benda itu sangat menakutkan buat kalian. Mungkin bentuknya yang aneh, rasanya yang nggak enak, bau yang nggak sedap, trauma pribadi, ataupun perasaan lain yang mungkin muncul ketika kalian ngeliat something that really worst itu.

Sama halnya setiap orang, Gue juga orang. Jelas gue punya beberapa phobia. bullshit banget kalo ada orang yang bilang "Gue orangnya pemberani, nggak takut sama apa-apa" minimal dia takut sama Tuhan yang memberikan rasa takut itu juga.

Phobia pertama gue dimulai dengan si buah atau sayuran berwarna merah berbentuk bulat bernama Tom** (saking phobianya sampe nulis aja gue sensor). Rasanya dan baunya yang aneh bikin perasaan jijik yang amat sangat dalam diri gue. Jangankan ngerasain, ngeliatnya aja gue udah ogah banget. Apa yang ada dalam pikiran orang-orang yang dengan doyannya makan Monster Merah satu ini, mereka nggak liat apa waktu mereka makan itu monster ngeluarin racun lendirnya yang. yek, udah gue gak sanggup. fucking care tiap orang bilang tom** bergizilah, banyak vitamin lah, banyak kandungan zat yang menyehatkan lah, or what ever they said I just hate this one

Kedua, takut sama ketinggian. Standar sih. Tapi yang aneh kadang gue bisa nikmatin ketinggian dengan keseruan-keseruan yang mungkin tercipta dari wahana permainan, dan indahnya pemandangan yang tercipta di atas ketinggian itu. Adrenalin gue kadang juga suka pilih-pilih sama yang satu ini, tapi coba aja taruh gue di suatu tempat tinggi kayak gedung tinggi terus suruh gue liat crowded-nya jalanan di bawahnya, pasti gue bakalan nolak mentah-mentah. Kalian yang nyuruh kayak gitu punya otak nggak sih, itu tuh ngeri banget.
Dan ketiga, Phobia dengan barang yang mungkin tiap anak kecil khususnya anak perempuan pasti punya, Human-Shaped doll. Karena bentuknya yang berupa manusia ini yang gue takut. Pernah tau boneka yang kalau dipencet bisa bunyi "mama...mama...mama" dan pernah bayangin  nggak boneka itu bisa bicara beneran dan bahkan berjalan kayak boneka terkutuk bernama Chucky yang terkenal seremnya itu? Ngeri bangetkan dia bawa-bawa pisau gitu, padahal anak-anak nggak boleh mainan benda yang tajam kan. Boneka yang seharusnya bisa jadi hal yang menyenangkan buat anak-anak malah jadi hal yang menakutkan. Bahkan si Susan pengen gue buang aja ke laut bermuda biar kumpul sama temen-temennya di sana.

Film-film horor yang mengangkat thema boneka pasti sukses buat gue jantungan termasuk film midnight yang kemarin gue tonton. Bukan cuma jantungan, gue sukses njerit. Pertama kalinya gue njerit ngelihat film horor anjir. Dengan sound effect yang menjadi-jadi dengan timing penampakan yang pas banget. Nggak salah kalau sukses bikin semua orang di studio heboh dengan sendirinya

Phobia memang konyol, tapi salah satu hal unik yang bikin perbedaan semua orang di dunia ini makin beragam. Bolehlah ngetawain phobia seseorang akan suatu hal tapi nanti ada waktunya juga kamu juga bakal ditertawain oang buat phobiamu

Minggu, 14 Juli 2013

10 20

20 Tahun lebih 4 hari yang lalu sejak hari hari ini, seorang anak manusia lahir dengan sehat dengan berat 2,8kg anak laki-laki yang kelak akan menjadi tulang punggung keluarga. Ya, anak itu adalah Aku. Dwi Muisristanto. Lahir dikeluarga kecil dengan 4 anggota keluarga. Ayah, Ibu, dan Kakakku seorang perempuan. Dikenal sebagai anak yang pendiam sejak kecilku. Memang sepertinya aku kurang pandai dalam mengucapkan kata-kata, entah Aku tidaklah terlalu paham apa alasannya. Tumbuh hingga dewasa menjadi seorang mahasiswa.

Sebenanarnya cita-citaku adalah menjadi seorang dokter, namun terjebak di dunia kesehatan lain yang hampir serupa, Farmasi. Sejak dua tahun lalu aku mendalami perkuliahan di Fakultas Farmasi universitas Airlangga. Bukan mahasiswa yang terlalu mempunyai prestasi tinggi, justru lebih cenderung tenggelam karena prestasiku. Bukan seorang aktivis seperti halnya salah satu sosok idolaku, tidak seorang yang berbakat.

Tapi ini duniaku, aku mempunyai apa yang aku mengerti dalam diriku. Apa yang tidak terlihat mungkin orang lain dan mungkin juga tak terlihat olehku.

Yang terpenting di usiaku yang menginjak kepala dua ini aku bisa lebih dewasa lagi, lebih bisa mengambil hikmah dari segala kejadian yang aku alami. mampu menjadi yang terbaik bagi orang-orang yang berada di dekatku yang selalu mendukungku. terimakasih Tuhan, Engkau telah memberikanku orang-orang yang sayang kepada hamba-Mu ini. Semoga awal usia kepala dua ini menjadi sebuah barokah untukku, amin

Sabtu, 13 Juli 2013

Semeru 5-8 Juni 2013

Stasiun Baru Kota Malang

Ranu Pani

Masak Yuk Masak

Photo On the Way to Tanjakan Cinta

Ranu Komblo

Camp Utama Ranu Kumblo

Add caption



Oro-Oro Ombo

Sweet Couple

Add caption


Nia

Arie

Faya

Me, Muis

Laras

Mas Yudha

BADAK! dhaltok

Foto dulu lah sebelum mulai pendakian







Badak Team





Pejalanan Hati part 2

Here we go, naik hartop menuju desa kecil di pegunungan Semeru yang bernama Ranu Pani. Ranu, dalam bahasa apa aku nggak ngerti, artinya Danau. Jadi di desa ini terdapat sebuah danau yang lumayan luas tapi gak terlalu bagus sih. Perjalan dari tumpang menuju Ranu Pani memakan waktu sekitar 2 jam dengan kondisi jalan yang lumayan. Jalur naik turun dengan kondisi aspal yang kadang-kadang rusak da0n kadang juga melewati jalan tanah. Alhasil bergoyang-goyang ria lah kita, hehe. Awalnya Laras, Nia, Faya duduk di depan di dalam hartop. Sedangkan para pejantannya duduk di belakang diluar dengan kondisi hujan yang gerimis-gerimis romantis. Tapi ditengah jalan tiba-tiba hartop kita berhenti, di tengah-tengah hutan dengan kondisi gelap gulita cuman ada penerangan dari lampu hartop aja. Nggak taunya si Laras sama Faya turun. Ternyata dua srikandi penakluk alam ini gak kuat sama bau bensin yang menyengat di dalam hartop. Pindah deh akhirnya mereka berdua di belakang. Si Nia tetep aja di depan, mau modusin mas-mas Hartopnya deh kayaknya.

Walaupun kondisi jalan agak kurang bersahabat, Laras berkali-kali ngeluh kebentur kepalanya, Mas Yudha yang perutnya mual-mual, Ari sama Faya.... so sweet banget gantian pakek jas ujan bareng, dan aku asik sendiri. Anehnya kita berlima masih bisa tidur lho, mungkin karena capek banget kali (Istirahat adalah hal penting dan berharga selama perjalanan ini).

Dua jam berlalu! Kita sampai di RANUPANI! langsung tanjap gas nanjank? Tunggu dulu santai dong ah. Karena waktu masih nunjukin pukul lima pagi, kami mutusin buat sholat dulu di mushola kecil yang ada di sana. Terus kita makan di Warmak, Warung Emak, yang sukses bikin kita bengek dan bikin mata kita perih karena kepulan asap dari dapur kayu si Emak. Ari, Faya, Laras nyempetin buat tidur lagi di warung itu sebelum jam 7 pagi karena pos lapor untuk penanjakan baru dibuka pukul 7. Aku, Mas Yudah, Nia. Jalan - jalan di sekitar ngelihat-lihat suasana, ngelihat kerlip-kerlip headlamp pendaki puncak Mahameru yang terlihat jelas saat dini hari. Subhanallah Indah banget kayak bintang.
Pukul 7, Teng! Teng! Teng! Kita menuju ke atas ke Post Lapor Ranu Pani. Kita Lapor anggota tim, kasihin persyaratan pendakian, bayar administrasi, terus dapat deh itu surat perijinan untuk mendaki semeru. Dan Kita pun berangkat dari Post Ranu Pani Menuju Ranu Kumblo sekitar jam 8 lebih mau ke setengah 9 kayaknya. Sebuah gapaura bertuliskan "SELAMAT DATANG PARA PENDAKI GUNUNG SEMERU" menyambut kami, diantara perkebunan milik warga. Kita singgah sebentar untuk foto-foto. Momen Penting nih.

Lanjoooot, perjalanan disambut dengan track tanah yang kemiringannya hampir 45 derajat bahkan lebih. Sumpah capek abis meski baru aja jalan. Meski capek, tetep jalan sambil istirahat. Ya banyakan istirahatnya sih tapi, hehe. Rute pertama sampai di Landungan dowo, 3km dari Ranu Pani. Ternyata ini masih deket banget, Ranu Kumbolo masih nan jauh di sana. Abis foto-foto, kita lanjut jalan lagi. Parahnya, karena baru pertama kali kita ke Semeru, kita udah makan siang aja di jalan sebelum dampe ke Post 1, tapi sumpah jarak ranu pani ke Pos 1 bener-bener jauh. Dan di pos 1 ini ada sebuah insiden, seorang pendaki asal Gresik rombongan Petrokimia mengalami pingsan. Dan korban yang mempunyai riwayat lemah jantung pun tidak tertolong, inalillah...

Anehnya dari kita, saat perjalanan berangkat kita sama sekali nggak istirahat di Pos, malah istirahat di jalan. Karena ramai juga sih di posnya, jadi kita memutuskan untuk terus saat melewati pos 1 dan 2. Di tengah perjalanan menuju Pos 3, Hujan mengguyur perjalanan kita. Jalan yang licin, medan yang naik turun, dan udara yang dingin menambah berat perjalananan kita. Sempat aku hampir hypo di tengah perjalanan ini, bicaraku mulai nglantur bilang pengen pulang, padahal aku sama sekali gak ngerasa ngomong gitu. Tapi geng Badak, nama kita, nggak akan nyerah gitu aja, karena kita percaya dengan perjalanan yang suyah payah seperti ini ada Ranu Kumbolo yang maha indah sedang menunggu kita. Yeah kita sudah merasakan susah-susah bersama sebelumnya.

"Berapa jauh lagi?" hal yang wajar ditanyakan di tengah perjalanan. Aku pasti jawab, bentar lagi kok. Sama sekali aku nggak mau nurunin semangat sobat alamku ini. Menggigil, kita berusaha secepet mungkin menuju ke Pos 3 untuk sebuah tempat berteduh kita. Shit men, angan untuk berteduh dan istirahat sejenak harus sirna ketika melihat Pos 3 hanya bersisakan puing-puing atap yang rusak. dengan harapan Ranu Kumbolo hanya berjarak beberapa meter dari pos 3, kita nerusin perjalanan sambil kedinginan tentunya. "Berapa jauh lagi?" masih menemani perjalanan kita. Tapi aku tetap berusaha sebagai yang bertanggung jawab untuk tetap membuat bearsemangat, membuat impian kita untuk menikmati nimatnya jahe di dipinggir Ranu Kumbolo ditemani bintang menjadi kenyataan.

RANU KUMBOLOO!! airnya sudah kelihatan, jauh memang dari Pos 3, tapi alhamdulillah udah bisa ngelihat air dari Ranu Kumbolo membuat semangat kita terbakar lagi, pengen cepet-cepet sampai bawah. Walaupun ternyata trackingnya masih lumayan jauh karena harus memutar sebelum sampai ke camp utama ranu Kumbolo.

Berhubung hari sudah gelap, kami memutuskan untuk pasang tenda di camp samping Ranu Kumbolo, dan kayaknya memang camp utama sudah penuh dengan orang. Lucu nih waktu masang tenda karena nggak biasa dengan gelap dan penerangan kita terbatas, kita nggak bisa masang itu tenda, haha. Kayak orang bego yang dari tadi tendanya nggak terpasang-pasang, sementara yang lain udah berdiri dengan kokoh. Dengan modal nekat kita minta tolong sama mas-mas sebelah untuk bantuin masang tendanya. Viola! tenda pun terpasang berkat bantuan mas-mas idaman Laras sama Nia, ya meskipun masnya juga salah pasang rangka, ketuker yang satu dengan yang lain. Kondisi tenda kita lumayan parah ancurnya karena ada rangka tenda yang putus, nggak ada pasak besinya, ketuker rangkanya, sama emang kualitas tendanya yang jelek. Tenda cewek sih lumayan, tenda cowok? begitu masuk tenda kita bertiga sepakat ini malam terkahir kita nginep di tenda jelek itu, haha kompak. Makan malam? Minum jahe ditemani bintang-bintang? Nggak... karena saking capeknya kita langsung aja tidur. Mengistirahatkan lelah mengistirahatkan emosi, selamat tidur...

Esok harinya, kita ngelewatin sunrise pagi ini. Sayang banget, akhirnya kita sepakat untuk ngejar sunrise esok hari dan tidur di..... tenda jelek itu lagi deh.... hahaha. Terus kita bikin sarapan bareng, ini serunya, nggak ada yang bisa masak nasi di gunung. Akhirnya Super Bubur dan Indomie menjadi penghilang lapar pagi ini. Setelah sarapan, jemurin barang-barang yang basah karena hujan kemarin, termasuk sleeping bagku dan sleeping bag Arie yang sukses bikin Arie menggigil nggak karuan semalem. Sambil keluarin barang buat dijemur, Aku sama mas yudha coba buat sedikit memperbaiki kondisi tenda biar malam ini bisa tidur agak nyaman dikit. Nyari ranting-ranting kayu untuk dibikin jadi pasak. Lumayanlah... tenda bisa dipasak dan bisa lumayan berdiri tegak, lokasinya pun agak kami perdekat. It's better then last night pokonya.

Siang harinya, kita rencana jalan ke Oro-oro ombo habisnya makan siang. Berhubung cuaca nggak mendukung, hujan lagi. Akhirnya kita main dalam tenda cewek, karena tenda cewek yang paling nyaman. Mulai dari main Uno sampai mai game the hardest game ever dari Iphone mas yudha, Nia, sama HP faya. Buset kita teriak-teriak asyik sendiri dalam tenda. Seru, best momen that can't never be forget. Sampai sore dan akhirnya kita pun ngantuk, tidur deh di tenda masing-masing sambil janjian jam 7 malem makan malem.

Jam 7 pada bangun semua? Enggak. Telat, jam 8 baru pada bangun. Paling susah dibangunin sudah jelas manusia tukang tidur bernama Andy Yudha Hutama. Perlu digebyur sama air Ranu Kumbolo kali ya. Malam yang dingin kita bikin makan malam bareng, yang jelas tanpa menu nasi karena nasi yang kita bikin selalu nggak jadi. Nikmatnya makan malam sederhana, ditemani orang-orang berharga, bersanding dengan danau terindah, dan disaksikan sang bintang. Kata-kata nggak bisa menggambarkan rasanya. Selesai makan malam, kita istirahat lagi, tujuan esok hari ke oro-oro ombo yang tertunda sambil ngelihat sunrise di camp utama.

Pagi Harinya, pukul 5 sih Aku udah bangunin, pertama. Aku bangunin Laras, Faya, Arie. Nia sama mas Yudha agak susah dibanungin. Alhasil gagal dapat momen sunrise lagi di camp utama. Untuk ngobatinnya kita foto-foto full team di pinggir Ranu Kumbolo. Setelah foto-foto, kita masukin barang- barang ke tenda biar aman sebelum tenda ditinggalin ke Oro-Oro Ombo. Oh iya sampai lupa, tujuan destinasi kita bukan cuman Oro-Oro Ombo, tapi juga sebuah tanjakan yang akan dilewati untuk menuju ke Oro-Oro Ombo, Tanjakan Cinta, dengan iming-iming mitosnya akan cinta yang berbunyi "Barang siapa terus berjalan tanpa berhenti melewati tanjakan ini dan tanpa melihat ke belakang sekalipun sambil memikirkan orang yang dia sayangi, maka kisa cintanya akan berakhir bahagia." Siapa yang nggak mau cintanya berakhir bahagia?

Menuju camp utama Ranu Kumbolo yang bersanding dengan tanjakan cinta, kita melewati perjalanan dengan foto-foto selama perjalanan. Sampai di tanjakan cinta, siapa yang aku pikirkan? Pikiran orang-orang pasti sudah tau siapa nama yang aku pikirkan di tanjakan cinta itu. Tapi salah, justru orang yang mungkin tak terpikir olehku selama ini. Ya, kenyataannya dialah yang aku pikirkan didalam otakku saat melewati tanjakan cinta itu. Hanya aku, Tuhan, dan beberapa orang saja yang tau. Berhasil? Nggak juga, beberapa meter sebelum sampai ujung tanjakan ini aku berhenti, capek setengah mati, atau malah tiga perempat mati. kelihatannya aja ini tanjakan nggak curam sama sekali tapi, kenyataannya enggak. Tanjakan ini juga lumayan jauh jaraknya. jadi menguras tenaga banget saat mendakinya, mungkin ada trik-triknya waktu melewatinya. Cinta memanglah perlu pengorbanan untuk mencapainya, perlu sebuah perjuangan untuk memperolehnya itulah intinya. Dan maksud dari mitos ini menurutku bahwa bagaimanapun hidup terus berjalan, Ibarat sebuah masa, ranu kumbolo merupakan masa lalumu dan tanjakan cinta ini adalah jalan menuju masa depanmu. Jika kamu masih terbayang-bayang dengan masa indahmu di masa lalu, kamu boleh saja berhenti, melihat sejenak kebelakang atau bahkan turun kembali ke sana. Tapi coba lihat apa yang mungkin kamu lewatkan, sebuah padang Indah yang dengan bunga lavender yang mekar diseluruh padang itu, dan kamu juga mungkin akan melewatkan keindahan sang mahameru.

Wow, mungkin itu kata yang terucap pertama kali saat aku melihat apa yang ada dibalik tanjakan cinta ini. sebuah padang lavender dengan background puncak mahameru yang mengeluarkan asap dari kawah jogring saloka. Luar biasa Indah. Nggak mau ngelewatin moment indah ini, kamera kita pun terpasang di tripod. ckrik.ckrik.ckrik.ckrik Sesi foto di mulai dengan background yang indah tadi.
Terus kita turun melewati tanjakan curam untuk bercengkrama dengan bunga-bunga lavender nan indah tadi. Photosession has begun puluhan foto, kita abadikan bersama bunga-bunga ungu ini. (Nanti foto-fotonya Aku kasih liatin kok di postingan baru)

Selesai Oro-Oro Ombo, kita nggak lanjut lagi ke puncak mahameru. Mungkin lain kali, karena memang banyak faktor yang nggak memungkinkan untuk menjadi orang tertinggi di tanah jawa selama beberapa menit. Kita pun akhirnya pulang sebelum siang, karena takut nanti di perjalanan pulang. Kita bergegas berbenah, beresin tenda dan pulanglah kita pukul 12 siang. Pejalanan pulang kita masih ditemanin hujan, dan kita sampai di Ranu Pani pukul 4 sore. Kita istirahat sebentar, bersihin diri dari lumpur, buang sampah kita dan lapor ke pos turun. Hujan masih menemani hingga magrib. Sambil menghilangkan dingin dan lapar, kita jajan lucu (istilah Arie) kita makan bakso. Entah kenapa ini bakso nikmatnya setengah mati. Pulang dengan rombongan lain dari Malang, naik pick up terbuka menuju ke Tumpang, lebih parah mungkin dari naik hartop. Tapi justru kita menikmatnya. Sampai di tumpang Aku nemenin laras dulu beli sendal jepit, kasian sepatunya basah dan dia nggak bawa sendal (dasar laras dodol, hehe). Terus kita langsung cabut menuju ke terminal arjosari naik angkot putih. Dan sampai di terminal kita pulang naik Bus menuju Surabaya.

Perjalanan Indah, perjalanan yang menguras tenaga tapi menenangkan jiwa, perjalan hati yang tak terlupa, bersama orang-orang yang tiada duanya. Badak, Semeru 5-8 Juni 2013. Want to back to you again semeru, see you next time